Selasa, 19 April 2011

Tanaman Yang Tepat Ditanam Di Rumah


Pohon buah-buahan paling tepat ditanam di rumah karena menyejukkan sekaligus menghasilkan dan akarnya tidak merusak bangunan.

Selain kehijauan dan keindahannya yang menyejukkan mata, ada fungsi lain tanaman yang sebenarnya lebih esensial. Yaitu, menghasilkan oksigen, menyerap polusi, menyimpan air, dan menciptakan keteduhan. “Pada dasarnya semua tanaman yang memiliki zat hijau daun pasti menghasilkan oksigen,” kata arsitek lansekap Nirwono Joga. Tentu saja, tanaman bertajuk tinggi dengan daun rimbun memproduksi oksigen paling banyak.





Kategori tanaman
Menurut Kepala Departemen Arsitektur Lansekap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Hadi Susilo Arifin, tanaman terbagi dalam lima kategori.
Pertama, rumput-rumputan sebagai penutup tanah sekaligus bidang penyerapan air hujan, seperti rumput gajah, rumput gajah mini, rumput golf, dan rumput manila.
Kedua, herba atau tanaman yang tidak memiliki kayu seperti lidah mertua (sansevieria trifasciata) atau sri rejeki (aglaonema brevispathum).
Ketiga, semak atau tanaman berkayu tapi tidak memiliki batang utama seperti bugenvil dan alamanda. “Tanaman itu memang berkayu tapi dari bawah membelukar,” jelasnya.
Keempat, perdu atau tanaman yang memiliki kayu atau batang utama dengan tinggi tidak lebih dari lima meter setelah dewasa, seperti bunga merak dan johar.
Kelima, pohon atau tanaman yang tingginya bisa lebih dari lima meter seperti pohon mangga. “Semua kategori tanaman itu bisa ditanam di rumah,” katanya.
Pilihan tinggal disesuaikan dengan luas dan kondisi lahan. “Kalau halaman luas dan ingin rumah teduh, pilih tanaman bertajuk lebar. Bila tanah terbatas, pilih tanaman semak atau herba,” lanjutnya. Perhitungkan juga bentuk tumbuh kembang dan pengakaran tanaman. Pohon beringin misalnya, meneduhkan tapi pengakarannya merambat ke mana-mana sehingga bisa merusak bangunan. Jadi, berisiko ditanam di rumah dengan lahan terbatas. Begitu pula tanaman yang tidak terlalu kuat akarnya dan gampang roboh terkena angin.



Nirwono berpendapat, pohon buah-buahan paling tepat ditanam di halaman rumah. “Selain penghasil oksigen besar dan teduh, akarnya tidak merusak bangunan, dan buahnya dapat kita makan atau untuk burung,” katanya. Begitu pula rumput, semak, perdu yang lebat dan berdaun hijau pekat. “Paling baik untuk penyerapan polutan,” tambahnya.



Polutan
Ya, selain menghasilkan oksigen, tanaman juga berfungsi menyerap polutan: asap, debu, suara bising, dan bau. Tidak mesti bau tidak sedap. Bisa saja sedap atau bahkan tidak berbau, tapi membahayakan kesehatan dan karena itu harus diminimalisir. Secara umum polutan yang sering ada di sekitar rumah adalah xylen, trikloroetilen, formaldehida, amoniak, hydrogen sulfida, benzena dan karbonmonoksida.

Polutan trikloroetilen
Sumbernya antara lain tinta printer, cat, pernis, lem, dan pelapis antibocor. Contoh tanaman yang dapat menghilangkannya adalah Lidah Mertua, Sri Rejeki, Dracaena deremensis, Gerbera (gerbera jamesonii), dan Spathiphyllum.

Polutan Formaldehida
Antara lain berasal dari kosmetik, pewangi, cairan pelembut pakaian, pembersih karpet, dan pencuci piring, kayu penyekat ruangan, kertas, dan bensin. Tanaman yang dapat menghilangkannya antara lain Ficus Karet (ficus robusta), Lili Paris (chlorophytum comosum), Sirih Gading (scindapsus aureus), Palem Kuning (chrysalidocarpus lutescens), Paku Boston (nephrolepis exaltata bostoniensis), dan Palem Waregu (rhapis excelsa).

Polutan Amoniak dan Hydrogen Sulfida
Polutan ini merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob pada limbah rumah tangga. Yang dapat menghilangkannya adalah tanaman-tanaman air seperti Tifa (thypa angustifolia), Lidi Air (hippochaetes lymenalis), Pandan Air (pontederia cordata), dan Melati Air (enchinodorus palaefolis).

Polutan Benzena
Berasal dari asap rokok, bensin, terpentin, pelumas, selotip, lem, cat, detergen, pestisida, asap pembakaran kayu, asap kendaraan bermotor, cairan pencuci piring dan pelembut pakaian, karpet baru, dan kertas. Contoh tanaman yang dapat menghilangkannya adalah Sri Rejeki, Lidah Mertua, Gerbera, Palem Chamaedorea (chamaedorea seifrizii), Krisan (chrysantemum morifolium), Hanjuang (dracaena massangeana), Walisongo (scheflerra arboricola), Philodendron Selloum, dan Spathiphyllum.

Polutan Karbonmonoksida
Polutan ini antara lain berasal dari asap rokok, bensin, peralatan yang terbuat dari plastik, pemakaian mesin pemotong rumput, tinta printer, cat, pernis, lem, pelapis antibasah. Contoh tanaman yang dapat menghilangkannya adalah Puring (codiaeum variegatum).

Suara bising
Untuk mengurangi polusi suara, pohon pinus atau cemara bisa dipilih. “Daunnya yang kecil-kecil seperti jarum bisa meredam suara lebih baik, karena mempunyai indeks luas daun lebih besar dibanding daun yang lebar sehingga daya serapnya lebih tinggi,” jelas Hadi. Bahkan, pohon dengan daun jarum itu juga bisa menahan angin yang membawa aroma tidak sedap.

Secara umum tanaman yang dapat mengurangi polusi suara, dan juga bau itu, adalah perdu atau pohon yang butuh lahan cukup luas. Sementara tanaman herba yang permukaan daunnya berbulu bisa membantu mengurangi debu dan asap. Sedangkan aglonema dapat menghisap ion-ion negatif dari debu dan asap rokok pada ruangan. Karena itu tanaman yang bisa ditanam di pot ini bisa ditaruh di ruangan.

Penanaman dan pemeliharaan
Penanaman pohon sebaiknya dilakukan dari tinggi ke rendah secara berurutan untuk memudahkan pemeliharaan dan perawatan. Misalnya, perdu-semak-rumput. Jarak tanam tidak terlalu rapat agar setiap tanaman bisa tumbuh subur dan tidak berdesakan. Posisi tanaman disesuaikan dengan kebutuhan, tidak terlalu dekat bangunan, dan tidak mengganggu sirkulasi penghuni.



Misalnya, untuk melindungi bagian rumah yang terkena cahaya matahari siang cukup lama, pilih pohon bertajuk lebat dilengkapi perdu dan semak di bawahnya dengan posisi tidak menghalangi keluar masuk orang dan kendaraan. Sebaliknya untuk meredam suara bising, pohon bisa ditanam berjajar seperti pagar.



Perhitungkan juga gaya desain rumah dan hardscape taman seperti batuan dan patung (kalau ada), dalam memilih tanaman agar satu sama lain saling menguatkan. Untuk bangunan bergaya tropis misalnya, pilih jenis tanaman bernuansa tropis pula. Penanaman bisa dilakukan di halaman atau di pot tergantung jenis tanaman dan fungsinya. Misalnya, untuk tanaman yang akan ditaruh di ruangan tentu saja penanaman harus di pot.



Media tanamnya campuran sekam bakar, kokopit, dan pasir malang. Sementara tanahnya sedikit saja. “Tanah kita cenderung clay atau liat. Di dalam ruangan tanahnya makin lama makin keras. Ini tidak baik karena akar tanaman tidak dapat menyerap oksigen,” ujar Anggia Murni, Landscape Architect Tropica Greeneries, salah satu nursery di Jakarta. Sementara untuk perdu dan pohon, tanahnya dalam keadaan gembur. Untuk pemupukan pakai kompos dan jangan pupuk kandang.



Pemeliharaan tanaman tidak sulit. Pemupukan dua minggu sampai sebulan sekali, penyiraman setiap dua hari (pagi dan sore), dan penyemprotan insektisida untuk membasmi hama setiap dua atau tiga bulan. Potong daun yang mengering dan lakukan penjarangan secara berkala, dan gemburkan media tanam setiap minggu. Berbagai jenis tanaman yang disebutkan bisa didapat dengan mudah di nursery-nursery. Di situ kita bisa sekaligus bertanya soal penanaman, pemupukan, dan perawatannya.
Sumber :www.housing-estate.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar